Minggu, 21 Oktober 2012

Diagnosa Keperawatan & Rencana Keperawatan Pada pasien dengan Kanker Paru


  Diagnosa Keperawatan
A Analisa Data
NO
DATA
ETIOLOGI
MASSALAH
1.
DS:  - Klien mengungkapkan sesak saat ber-nafas dan dada terasa berat.

DO: - KU agak lemah.
-   Suara nafas menghilang pada dada anterior.
-   Pada perkusi dada terdengar redup.
-   Respirasi 36 x/mnt, cepat dan dangkal.



Massa pada mediastinum
 

Menekan rongga paru

Penurunan ekspansi paru

Pengembangan paru terbatas

Klien sesak
Ketidakefektifan pola nafas
2.
DS : - Pasien mengelu sesak dan nyeri saat bernafas
DO : - Gelisah,
-  nilai GDA tidak normal,
-  perubahan TTV

Obstruksi jalan nafas oleh sekresi dan spasme bronkus
                                   
Kerusakan alveoli

Bronkiektasis/Aktelektasis
Gangguan pertukaran gas
3.
S: -Mengeluh sakit disertai rasa    nyeri yang menetap
O: -  Pasien tampak gelisah
-    Wajahya terlihat pucat
-    Tanda vital : TD: 130/90 mmHg, Nadi : 112 x / m, Suhu : 38,6 derajat celsius, RR: 36 x/m.
Intrapulmoner
Metastatik
 

Adanya Invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.
Gangguan Rasa nyaman (Nyeri)




4.
DS : - Mengatakan nafsu makan menurun dan terasa mual
DO:  A: Penurunan berat badan,(BB sebelumnya 66kg,setelah masuk RS BB 55Kg)
          B :
       C :  lemas, BB    menurun,rambut rontok
    D : porsi  makan tidak habis,makan hanya 2 - 4 sendok
Sesak
Psikologis

Mual

Anoreksia
Pereubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

A  Diagnosa Keperawatan
1.    Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
2.    Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura, atau dinding dada.
3.    Perubahan nutria kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
4.    Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli  atau ke bagian utama paru, perubahan membran alveoli






1.3.  Perencanaan Keperawatan
Tgl
No dx
TUJUAN & KH
INTERVENSI
RASIONAL

1.
Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1x24 jam di harapkan pola nafas klien efektif dengan KH:
-   Klien mengungkapkan sesak berkurang/ tidak sesak.
-   Respirasi dalam batas normal.
-   Tidak menggunakan otot bantu pernafasan
1.  Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.



2.  Auskultasi bunyi nafas, dan catat adanya bunyi nafas tambahan.
3.  Observasi pola batuk dan karakter secret

4.  Berikan pada klien posisi semi fowler.



5.  Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan.
6.  Berikan humidifikasi tambahan.




1.  Untuk mengetahui frekuensi & kedalan pernafasan karena kedalamam pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas.
2.  Perubahan bunyi nafas menunjukan obstruksi sekunder
3.  Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering/iritatif
4.  Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan
5.  Memaksimalkan pernafasan dan menurunkan kerja nafas.
6.  Memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran secret

2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 diharapkan pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat dan Pertukaran gas efektif.dengan
KH:
-  Tidak bingung dan gelisah
-  TTV normal
-  Tidak sesak
-  Nilai GDA normal

1.   Kaji frekluensi dan kedalaman pernafasan.



2.   Auskultasi paru untuk penurunan bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan

3.   Observasi ferfusi  daerah akral dan sianosis ( daun telinga, bibir, lidah dan membran lidah )
4.   Lakukan tindakan untuk memperbaiki jalan nafas.




5.   Tinggikan kepala/tempat tidur sesuai dengan kebutuhan.


6.   Kaji TTV





7.   Monitor GDA




8.   Berikan o2 tambahan sesuai dengan indikasi hasil GDA.

1.   Berguna dalam evaluasi derajat distress pernafasan dan kronisnya proses penyakit.
2.   Area yang tak terventilasi dapat diidentifikasikan  dengan tak adanya bunyi nafas.
3.   Menunjukan hipoksemia sistemik.


4.   Jalan nafas lengket/kolaps menurunkan jumlah alveoli yang berfungsi Secara negatif mempengaruhi pertukaran gas.
5.   Meningkatkan ekspansi dada maksimal, membuat mudah bernafas meningkatkan kenyamanan.
6.    Takikardia, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung
7.    PaCO2 biasanya meningkat, dan PaO2 menurun sehingga hipoksia terjadi derajat lebih besar/kecil.
8.    Dapat memperbaiki/mencegah buruknya hipoksia.

3
Seteh di lakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam Nyeri   hilang/ berkurang dengan KH:
-     TTV normal
-     Klien nampak rileks.
-     Klien dapat tidur.
-     Klien dapat berpartisi dalam aktivitas.
1.    Tanyakan pasien tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri


2.    Buat skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya


3.    Observasi tanda-tanda vital



4.    Kaji  pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien.

5.    Evaluasi keefektifan pemberian obat
6.    Berikan tindakan kenyamanan, ubah posisi, dll.
7.    Berikan lingkungan tenang.
8.    Kolaborasi: Berikan analgesik rutin s/d indikasi.
1.    Membantu dalam evaluasi gejala nyeri kanker yang dapat melibatkan visera, saraf atau jaringan tulang
2.    Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam
mengkaji tingkat nyeri
3.    Untuk mengetahui Penurunan tekanan darah : peningkatan nadi dan pernafasan
4.    Ketidaksesuaian antara verbal dan non verbal menunjukan.derajat nyeri
5.    Memberikan obat berdasarkan aturan.
6.    Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian..
7.    Penurunan stress, menghemat energy
8.    Mempertahankan kadar obat, menghindari puncak periode nyeri

4.
Setelah di lakukan tindakan keperawatan sselama 2x 24 jam Nutrisi klien terpenuhi.
Dengan KH:
-     Berat badan bertambah dan.
-     Menunjukan perubahan pola makan.

1.    Catat ststus nutrisi pasien pada penerimaan, catat turgor kulit, berat badan dan derajat kekurangan berat badan
2.    Berikan penjelasan tentang pentingnya makanan yang adekuat dan bergizi

3.    Pastikan pola diet pasien yang disukai/tidak disukai

4.    Awasi pemasukan/pengeluaran dan berat badan secara periodic
5.    Dorong klien untuk makan diet TKTP

6.    Pertahankan higiene mulut




7.    Kolaborasi dengan Ahli gizi dalam pemberian makanan
1.   Berguna dalam mengidentifikasi derajat kurang nutrisi dan menentukan pilihan intervensi
2.   Meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan untuk menjalankan program diet sesuai atura
3.   Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masukan diet.
4.   Mengukur kefektifan nutrisi dan dukungan cairan.
5.   Peningkatan pemenuhan kebutuhan dan kebutuhan pertahanan tubuh
6.   Akumulasi partikel makanan di mulut menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan menurunkan nafsu makan
7.   Meninkatkan kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien

Tidak ada komentar:

Posting Komentar